Ada Festival Tengkleng di Solo
TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Surakarta untuk pertama kalinya akan mengadakan Pekan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 3-6 Oktober 2013 di Graha Solo Raya. Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, Budi Sartono, mengatakan acara tersebut akan menampilkan berbagai kekayaan kreatif yang ada di kota yang populer dengan nama Solo itu.
Salah satunya adalah menampilkan festival tengkleng. Tengkleng merupakan salah satu makanan terkenal di Solo. Berupa potongan tulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, dilengkapi kuah rasa asam-manis. "Ini menarik karena belum pernah ada sebelumnya," ujar Budi kepada wartawan, Selasa, 1 Oktober 2013.
Ketua penyelenggara, Daryono, mengatakan festival tengkleng dijadwalkan digelar pada Minggu, 6 Oktober 2013, mulai pukul 08.00. "Kami menyediakan 1.000 pincuk tengkleng," katanya. Memang masyarakat tetap harus membeli, tapi harganya jauh lebih murah. Cukup Rp 8.000 per pincuk. "Biasanya harga tengkleng Rp 15-20 ribu per porsi," ujarnya.
Penyedia masakan tengkleng adalah para pembuat tengkleng terbaik di Solo, seperti tengkleng Bu Edi yang biasa membuka lapak di sudut gapura Pasar Klewer, Solo. Selain itu, para koki hotel berbintang di Solo akan unjuk kebolehan dalam menyajikan tengkleng. "Rasanya dijamin tidak mengecewakan," kata Daryono berpromosi.
Daryono menyatakan tengkleng sudah menjadi ikon Solo sehingga harus terus diangkat dan dipromosikan. Dia ingin tengkleng menjadi menu wajib bagi setiap wisatawan yang datang ke Solo. "Belum lengkap kalau ke Solo belum makan tengkleng," katanya.
Selain festival tengkleng, Pekan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menghadirkan pameran produk kreatif dari lima subsektor ekonomi kreatif yang ada di Surakarta, yaitu fashion, kerajinan tangan, seni pertunjukan, desain, dan kuliner.
Selain Surakarta dan sekitarnya, peserta yang diundang berasal dari Bandung, Surabaya, Jakarta, dan Sumatera Selatan. Dari Bandung, akan hadir saung angklung Udjo yang membawa 200 angklung.
Daryono menuturkan, mereka juga akan menggelar diskusi dengan tema peranan perbankan mendukung industri kreatif, kuliner tradisional sebagai daya tarik wisata, dan animasi kreatif. "Kami juga menyajikan sebuah pertunjukan wayang orang selama 25 menit. Ini untuk menunjukkan bahwa pertunjukan seni bisa menyatu dengan paket wisata," katanya.
Pekan pariwisata rencananya menghadirkan 55 stan. Masyarakat bebas masuk tanpa dipungut biaya mulai pukul 09.00 sampai 21.00. Dia berharap pekan pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menjadi tolok ukur perkembangan industri kreatif di Surakarta.
UKKY PRIMARTANTYO
No comments:
Post a Comment