Thursday, September 12, 2013
Bagi Surfer Pantai Plengkung adalah Surga
G-Land atau Pantai Plengkung Banyuwangi ini bagi surfer biasa disebut sebagai Surga tempat selancar. Karena selain ombaknya bergulung seperti melodi indah beriringan setinggi 4-5 meter yang atraktif, gelombang pantai berpasir putih yang menghadap Samudra Hindia ini memang sangat seru dan menantang untuk dijadikan tempat surfing, namun walau begitu perlu hati hati karena karang bawah laut bisa jadi penghalang.
Para Surfer profesional Dunia kalau sudah menunggang papan selancar di atas gelombang Pantai Plengkung ini bisa betah bertahan hingga berhari hari, karena selain menikmati sensasi goyangan papan tunggangan yang digiring ombak ke bibir pantai, pemandangan disekitar lokasi yang berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) yang juga menjadi tujuan para wisatawan berminat khusus ini hutannya masih hijau dan berudara segar.
Ada keunikan lain yang tidak ditemukan ditempat lain. di bibir pantai Plengkung ini banyak tumbuh berjajar pohon Sawo Kecik yang buahnya berjatuhan. rasanya sangat manis. dan buah dari pohon pohon tersebut tidak ada yang memanen karena tumbuh liar di pinggiran hutan TNAP
Cara Menuju Pantai Plengkung Banyuwangi
Cara menuju Pantai Plengkung bisa di lalui jalan laut dari Pulau Bali, atau jalan darat dari Kota Banyuwangi. Dari kota menuju lokasi Alas purwo membutuhkan waktu sekitar 3 jam, walau medan jalannya sebagian kurang bersahabat, namun pemandangan disepanjang jalan yang didominasi hutan pohon jati akan memberi pengalaman tersendiri dalam petualangan hutan. Begitu anda memasuki pos Pancur, pemandangan berubah drastis, karena di sepanjang jalan ini terdapat vegetasi hutan hujan tropis tumbuhan endemik Alas Purwo sejenis sawo kecik (Manilkara kauki) dan bambu manggong (Gigantochloa manggong).
Mulai dari pemandangan dan udarapun berubah di zona ini
Kemudian untuk memasuki kawasan hutan tersebut mulai dari pos Pancur menuju Pantai Plengkung, Anda harus memakai mobil double gardan 4wd milik TNAP. Memang mobil Jeep bergardan ganda tersebut biasa digunakan mengangkut wisatawan melewati jalur yang belum beraspal, berlumpur, dan anda harus tahan goyangan karena batu yang kadang tidak rata di jalanan akan membuat bodi mobil turut miring kekiri dan kekanan. Untuk membuang kejenuhan selama perjalanan anda bisa melihat pepohonan langka seperti pohon ketapang (Terminalia cattapa), kepuh (Sterculia foetida), dan masih banyak yang lainnya. Untuk ilustrasi TNAP ini anda bisa meneruskan membaca di posting Salah Keblat di Alos Purwo ini. (TWM)
Foto oleh: ilovebanyuwangi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment