Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat
dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang
mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah anda menghentikan laju riak
gelombang itu? Mungkin anda mencoba dengan memasukkan telapak
tangan anda ke dalam air. Atau. menghadangnya dengan ke dua belah
kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan
sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru
bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu
hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.
Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras anda
melakukan sesuatu pada pikiran anda. semakin sulit anda mencapai
ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran
anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai
dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari
ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang
tenang.
***********************************************************************************************************************
Tahukah Anda !.
Minat luar biasa orang Jepang terhadap kereta api (mereka adalah
penduduk yang paling sering naik kereta api di seluruh dunia), ternyata
dimulai tahun 1850-an. Gairah mereka terhadap kereta api muncul
hanya beberapa saat setelah Jepang membuka diri kepada dunia
setelah kunjungan Komodor Perry ke pelabuhan Jepang.
Saat kunjungan kedua Komodor Perry ke Jepang, ia membawa
serangkaian bingkisan bagi Shogun Jepang saat itu, Hitotsubashi (1837-
1902), dan satu diantara sekian banyak bingkisan itu adalah sebuah
model miniatur kereta api yang terdiri dari sebuah lokomotif, gerobak
arang, serta gerbong penumpang -lengkap dengan rel selebar 18 inchi
bergaris tengah 350 feet.Bingkisan ini digelar bagi masyarakat umum dan
membangkitkan minat mendalam bagi orang Jepang masa itu.
No comments:
Post a Comment