Tempat Wisata Idaman Tahun 2014
KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Laut Flores, Nusa Tenggara TimurKOMPAS.com - Belakangan, banyak yang mendengungkan wisata bukan hanya sebagai gaya hidup, melainkan kebutuhan. Di Indonesia sendiri, semakin bergairahnya pariwisata memunculkan berbagai destinasi dengan menawarkan beragam atraksi.
Sebut saja Medan, Padang, Jakarta hingga Surabaya menjadi kota yang siap menerima wisatawan mewakili wilayah barat. Belum lagi hutan raya dan budaya tanah Borneo, Bumi Phinisi di Sulawesi hingga pantai-pantai cantik tersembunyi di bagian timur negeri seperti Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.
Sepanjang tahun 2013, Kompas Travel berkesempatan menjelajahi beberapa destinasi yang ada. Beberapa destinasi terlihat telah siap menerima kehadiran wisatawan. Jalan aspal, transportasi darat hingga udara telah tersedia. Walau mungkin masih dengan standar belum maksimal.
Mungkin benar apa yang dikatakan orang. Menjelajahi Indonesia tak ada habisnya, pun memerlukan waktu seumur hidup. Selalu ada kejutan baru meski mengunjungi tempat yang sama lebih dari satu kali.
Berikut adalah rangkuman destinasi yang pernah Kompas Travel datangi. Ada 15 destinasi yang dipilih yang mungkin bisa menjadi referensi Anda untuk merencanakan berwisata di tahun 2014.
Jakarta
Ibu kota Indonesia ini terlihat semakin apik. Jakarta berbenah menyambut wisatawan. Tempat wisata baik museum hingga taman hiburan berlomba-lomba menawarkan pelayanan terbaik bagi wisawatan.
KOMPAS/LASTI KURNIA Rombongan turis mancanegara menggunakan sepeda sewaan berkeliling di kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (30/3/2011). Wisata kota tua dengan mengunjungi situs bangunan tua dan lokasi bersejarah merupakan salah satu paket yang digemari turis mancanegara yang berkunjung ke Jakarta. Pemerintah Daerah pun kian kreatif dengan menggelar berbagai festival menarik. Seperti Festival Komunitas yang digelar di bilangan Blok M pada awal Desember, Festival Jalan Jaksa, Festival Palang Pintu, dan Festival Kampung Betawi.
Monumen Nasional (Monas) sebagai pusat kota ditata semakin cantik. Di sini pun tak jarang menjadi pusat berlangsungnya kegiatan. Tercatat, beberapa acara pernah dihelat di sini, seperti Festival Keraton pada bulan Desember lalu, Monas Fair untuk menyambut ulang tahun Jakarta, serta menjadi salah satu pusat perayaan Tahun Baru 2014.
Sedangkan mencari penginapan di Jakarta sangat mudah sekali. Hotel berbagai bintang tersebar di setiap sudut kota. Harga yang ditawarkan pun beragam tinggal disesuaikan dengan kocek.
Sementara urusan kuliner, wisata kuliner adalah salah satu andalan Jakarta. Beberapa titik menjadi pusat kuliner. Mulai dari jajaran gerobak pedagang kaki lima hingga jajaran cafe mewah, semisal Bendungan Hilir, Pecenongan, Blok M, dan Kemang.
KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Panorama Danau Toba dari Bukit Siulakhosa di Pulau Samosir, Sumatera Utara Pulau Samosir
Pulau yang berada di tengah-tengah Danau Toba ini ternyata tak kalah seru untuk ditelisik. Dari Bandara Kualanamu, Samosir ditempuh melalui jalan darat selama enam jam.
Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan Ferry dari Parapat dengan menempuh satu jam perjalanan. Penginapan bisa ditemui di Tuktuk atau dekat pelabuhan Tomok.
Budaya Batak sangat kental di Samosir. Beberapa objek wisata yang ada pun mengisahkan tentang budaya Batak yang lahir di tanah ini. Museum Hutabolon Simanindo, Makam Raja Sidabutar dan Batu Parsidangan.
Selain wisata budaya, Samosir juga menyimpan potensi wisata alam seperti Pantai Ambarita, Danau Sidihoni yang merupakan danau di tengah Pulau, dan air terjun Simangande di Simanindo.
Datanglah pada saat berlangsungnya Festival Danau Toba. Festival ini dicanangkan untuk digelar setiap tahun. Pada saat itu, Samosir seakan hidup dengan banyak orang berbondong-bondong menyaksikan festival.
Berada di tanah Batak rasanya tak lengkap tanpa ulos. Ulos banyak dijual di Pasar Tomok atau bisa juga blusukan mencari ulos pada warga di Tobasa. Jangan lupa untuk mencicipi mi gomak, spaghetti-nya orang Batak dan Naniura, shushi ala Pula Samosir.
KOMPAS IMAGES / RODERICK ADRIAN MOZES Wisatawan menggunakan perahu mengunjungi obyek wisata Green Canyon, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2013). Obyek wisata ini menawarkan keindahan dinding bebatuan yang ditutupi lumut dan wisatawan dapan menikmatinya dengan menyusuri sungai menggunakan perahu. Pangandaran
Pasca dihantam gelombang tsunami beberapa waktu silam, Pangandaran justru semakin menarik dijadikan tepat wisata. Wilayah di pesisir selatan Pantai Jawa Barat tersebut menyimpan kekayaan wisata alam.
Keelokan laut biru bisa ditemui di sepanjang pantai. Rerimbunan hutan ada pada Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran.
Di sini juga bersemayam wisata alam Green Canyon. Hijaunya tebing-tebing menjulang tinggi ditutupi lumut dan semak. Air yang terkungkung pada tebing juga dapat dijadikan tempat berenang. Air sangat bersih dan dingin. Namun sebelum menuju tebing, wisatawan harus menggunakan perahu membelah sungai.
Penginapan banyak ada di sekitar Pantai Timur dan Barat Pangandaran. Pangandaran mulai dimasuki operator hotel berbintang, meski penginapan kelas melati atau wisma yang dikelola penduduk juga masih banyak ditemui.
KOMPAS.COM/IHSANUDDIN Gili Sudak di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Lombok
Gili atau sebutan pulau kecil di Lombok seakan tak pernah kehilangan pesonanya. Sebut saja Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan, Gili Sudak dan Gili Gendis. Ketiga gili pertama mungkin sudah tidak asing, namun bagaimana dengan Gili Sudak dan Gili Gendis?
Gili Sudak dan Gendis masih belum banyak dijamah wisatawan. Meski demikian, tempat ini telah siap dengan atraksi wisata air seperti snorkeling dan kano.
Kalaupun hanya ingin berenang saja, semua gili masih menyimpan laut biru sepanjang mata memandang. Saat matahari terbenam adalah waktu yang paling dicari oleh wisatawan.
Dari Mataram, gili dapat ditempuh dengan kapal cepat. Sedangkan kendaraan yang wajib dicoba saat di Lombok adalah cidomo. adalah Cidomo kereta kuda ala Lombok. Bentuknya seperti dokar namun roda yang digunakan adalah roda mobil.
KOMPAS.com / FITRI PRAWITASARI Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur Ende
Nama Ende mungkin masih asing didengar. Kabupaten kecil yang ada di Pulau Flores ini menyimpan keajaiban alam, Danau Kelimutu atau disebut pula dengan Danau Tiga Warna.
Ada tiga danau berbeda yang berada di Kawasan Gunung Kelimutu. Warna air mereka berbeda-beda, pun dapat berubah dalam kala waktu tertentu. Namun tak ada yang tahu pasti kapan air danau berubah. Penduduk setempat meyakini danau ini adalah tempat berkumpul para arwah.
Namun kesampingkan dulu hal demikian karena keindahan danau ini membuat siapapun seperti tersihir dengan keindahan danau dan tebing yang mengelilinginya.
Di Ende sendiri, selain Kelimutu juga menawarkan obyek wisata lain, seperti rumah pengasingan dan pohon sukun Bung Karno serta pantai-pantai cantik.
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Wisatawan asing tiba di Bandara Frans Seda, Maumere, Nusa Tenggara Timur, Jumat (17/5/2013). Wisata alam, rohani dan sejarah menjadi andalan sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur. Untuk transportasi, Bandar Udara H Hasan Aroeboesman berbenah menyambut kedatangan pesawat kecil jenis ATR yang akan semakin banyak waktu terbangnya. Sedangkan jika mengejar momen, datanglah pada saat upacara adat "Pati Ka Du'A Bapu Ata Mata" atau upacara Patika. Patika merupakan upacara adat memberi makan kepada arwah para leluhur.
Upacara dilaksanakan setiap tanggal 14 Agustus, diikuti oleh desa dan komunitas yang bermukim di sekitar Danau Kelimutu. Jangan lupa untuk membeli kerajinan khas Ende berupa tenun. Tenun yang menjadi khas adalah tenun ikat dengan warna gelap.
No comments:
Post a Comment