Bagi kaum lanjut usia atau manula, banyak hal yang harus diperhatikan saat menjalankan ibadah puasa. Salah satunya adalah kalori yang dibutuhkan saat berpuasa. Pemenuhan kebutuhan kalori manula yang berpuasa harus sama dengan kebutuhan saat mereka tidak berpuasa.
Jenis makanan yang dikonsumsi pun harus seimbang. Pilihan yang baik adalah jenis makanan yang lebih lama dicerna yaitu karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat antara lain sayuran dan buah. Makanan ini dikonsumsi saat sahur. Sedangkan makanan yang lebih cepat dicerna yaitu karbohidrat sederhana seperti gula, sebaiknya dibatasi konsumsinya saat sahur.
Bagi manula yang memiliki riwayat penyakit, masih diperbolehkan berpuasa. Karena Ramadan merupakan bulan latihan pengaturan dan pengendalian diri, maka aturlah asupan makanan dan disiplinkan diri. Saat puasa, makan dan minum dibatasi sehingga pola makan, jumlah, dan jenis makanan orang berpuasa berbeda dengan kebiasaan sehari-hari.
Dari penelitian oleh Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM pada tahun 1997, diketahui bahwa seseorang yang berpuasa akan berkurang asupan makanannya 12 persen dari asupan makanan sehari-hari. Sejumlah penelitian lainnya pada orang usia lanjut menunjukkan bahwa puasa memberi pengaruh baik bagi kesehatan. Orang berusia lanjut yang berpuasa juga tidak terganggu fungsi ginjalnya selama asupan cairan terpenuhi.
Penelitian lainnya menyebutkan, setelah berpuasa, ada penurunan kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan asam urat. Kadar radikal bebas (zat yang merusak sel di dalam tubuh) juga menurun, sedangkan kadar antioksidan yang dibutuhkan tubuh meningkat. Puasa juga tidak berpengaruh negatif pada penderita diabetes melitus selama mengikuti petunjuk yang diberikan. Seseorang yang berpuasa akan merasa tenang sehingga kadar gula darah lebih stabil.
Jenis makanan yang dikonsumsi pun harus seimbang. Pilihan yang baik adalah jenis makanan yang lebih lama dicerna yaitu karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat antara lain sayuran dan buah. Makanan ini dikonsumsi saat sahur. Sedangkan makanan yang lebih cepat dicerna yaitu karbohidrat sederhana seperti gula, sebaiknya dibatasi konsumsinya saat sahur.
Bagi manula yang memiliki riwayat penyakit, masih diperbolehkan berpuasa. Karena Ramadan merupakan bulan latihan pengaturan dan pengendalian diri, maka aturlah asupan makanan dan disiplinkan diri. Saat puasa, makan dan minum dibatasi sehingga pola makan, jumlah, dan jenis makanan orang berpuasa berbeda dengan kebiasaan sehari-hari.
Dari penelitian oleh Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM pada tahun 1997, diketahui bahwa seseorang yang berpuasa akan berkurang asupan makanannya 12 persen dari asupan makanan sehari-hari. Sejumlah penelitian lainnya pada orang usia lanjut menunjukkan bahwa puasa memberi pengaruh baik bagi kesehatan. Orang berusia lanjut yang berpuasa juga tidak terganggu fungsi ginjalnya selama asupan cairan terpenuhi.
Penelitian lainnya menyebutkan, setelah berpuasa, ada penurunan kadar kolesterol total, kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan asam urat. Kadar radikal bebas (zat yang merusak sel di dalam tubuh) juga menurun, sedangkan kadar antioksidan yang dibutuhkan tubuh meningkat. Puasa juga tidak berpengaruh negatif pada penderita diabetes melitus selama mengikuti petunjuk yang diberikan. Seseorang yang berpuasa akan merasa tenang sehingga kadar gula darah lebih stabil.
Bagaimana puasa yang baik untuk manula?
1. Pola makan yang dianjurkan ketika berpuasa adalah 40 persen kalori saat sahur, 50 persen kalori saat berbuka puasa yang dibagi jadi dua yaitu makanan ringan atau segar saat berbuka sebelum salat Magrib, dan makanan padat atau besar setelah salat Maghrib. Sedangkan 10 persen kalori berupa makanan kecil yang dikonsumsi sesudah salat Tarawih.
2. Obat-obatan yang harus diminum — jika memiliki masalah kesehatan — perlu dipantau dan diatur kembali jadwal minumnya.
3. Kebutuhan cairan harus cukup. Perlu sekitar 30-50 cc per kilogram berat badan setiap hari (8-10 gelas) agar terhindar dari kekurangan cairan.
4. Perbanyak konsumsi air atau jus buah di antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Hindari konsumsi teh terlalu banyak karena merangsang pengeluaran urine sehingga garam mineral yang dibutuhkan tubuh pada siang hari akan terbuang.
5. Konsumsi makanan mudah cerna seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah. Hindari makanan berlemak dan yang digoreng.
2. Obat-obatan yang harus diminum — jika memiliki masalah kesehatan — perlu dipantau dan diatur kembali jadwal minumnya.
3. Kebutuhan cairan harus cukup. Perlu sekitar 30-50 cc per kilogram berat badan setiap hari (8-10 gelas) agar terhindar dari kekurangan cairan.
4. Perbanyak konsumsi air atau jus buah di antara berbuka puasa dan sebelum tidur. Hindari konsumsi teh terlalu banyak karena merangsang pengeluaran urine sehingga garam mineral yang dibutuhkan tubuh pada siang hari akan terbuang.
5. Konsumsi makanan mudah cerna seperti nasi, roti, dan makanan tinggi serat seperti sayuran dan buah. Hindari makanan berlemak dan yang digoreng.
No comments:
Post a Comment