Friday, June 19, 2015
Socrates ( 470 SM - 399SM )
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi sekoyong-koyong. Hal tersebut timbul dengan adanya Filosofi Klasik Yunani. Aliran shopisme mulai mengubah pandangan filosofi dari ke cosmos ke manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan.
Zaman klasik bermula daraaaaaaai Socrates tetapi Socrates belum sampai pada suatu sistem filosof yang memberikan nama klasik kepda filosofi itu. Ia baru membuka jalan. Socrates baru mencapai kebenaran ia belum sampai menegakkan suatu sistem pandangan tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang baru dan kuat bagi kebenaran dan moral. Ajaran ini baru dibangun olh Plato dan Aristoteles.
B. Pemikiran Filsafat Socrates (Moh. Hatta)
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM bapaknya tukang pembuat patung dan ibunya bidan. Pada permulaannya socraters mau menuruti jejak bapaknya tetapi ia berganti haluan dari membentuk batu menjadi patung menjadi membentuk watak manusia.
Masa hidupnya hamper sejalan dengan perkembangan sophisme di Athena. Pada hari tuanya Socrates melihat kota tumpah darahnya mulai mundur, setetlah mencapai puncak kebesaran yang gilang gemilang. Ia pandai bergaul dengan segala jenis umur dan ajaran filosofinya tak pernah ditulisnya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan dengan cara hidup. Socrates seorang yang sederhana dfan tabiatnya berjalan disekeliling kota dengan alasan padang rumput dan pohon kayu tak memberi pelajaran apapun padaku, manusia ada”. Ia selalu bertanya dengan sungguh-sungguh kepada seseorang karena ingin tahu. Dengan jalan bertanya itu ia memaksa orang tempat bertanya supaya memperhatikan apa yang ia tahu dan hingga mana tahunya. Tujuan Socrates ialah mengajar orang mencari kebenaran yaitu kebenaran yaitu kebenaran yang berlaku untuk selamanya. Sikapnya itu adalah suatu reaksi terhadap ajaran sophisme yang merajalela diwaktu itu. Ia berkata yang ia ketahui Cuma satu yaitu bahwa ia tak tahu.
Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya, jika diperhatikan malahin ia tidak pernah mengajarkan filosofi melainkan hidup berfilosofinya. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil bukan ajaran yang berdasarkan dogma melainkan fungsi yang hidup. Disini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sophis yang mengajarkan bahwa semuanya relatife dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian ang skeptic, Socrates berpendapat bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari.
Dalam mencari kebenaran ia tidak memikir sendiri melainkan setiap kali ia berdua dengan orang lain dengan jalan tanya jawab dan metodenya disebut maieutik. Menguraikan seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai dukun beranak.
Socrates mencari pengertian yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya sebab itu ia selalu bertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani apa yang disebut indah, apa yang bernama adil? Pertanyaan tentang “apa itu” harus lebih dahulu daripada “apa sebab”. Hal ini sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Anak kecilpun mulai bertanya dengan “apa itu”. Oleh Karena jawab tentang itu “apa itu” hrus dicari dengan Tanya jawab yang makin meningkat dan mendalam, maka Socrates diakui pula sejak keterangan Aristoteles sebagai pembangun dialektik pengetahuan.
C. Etik Socrates
Budi ialah tahu. Inilah intisari daripada etiknya. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan daripada metodenya. Induksi dan definisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan pengertian dari mengerti beserta keinsyafan moril tidak boleh tidak mesti timbul budi. Oleh karena itu badi adalah tahu, maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya terpaksa berbuat baik.
Dari pandangan etik yang rasionil itu Socrates sampai kepada sikap hidup yang penuh dengan rasa keagamaan. Sering pula dikemukakannya bahwa Tuhan itudirasai sebagai suara dari dalam yang menjadi bimbingan bginy dalam segala perbuatannya. Itulah yan disebut daimonion dansemua orang yang mendengarkan suara daimonion itu dari dalam jiwanya apabila ia mau.
D. Murid-Murid Socrates
Diantara murid-murid Socrates ada tiga orang yang mengaku meneruskan pelajarannya yaitu Euklides, Antisthenes dan Arisrippos. Sungguhpun ketiga murid tersebut mendirikan sekolah Socrates sebagai tanda cintanya kepada gurunya. Murid Socrates yang sebenarnya ialah Plato.
E. Pemikiran Filsfat Socrates (K. Bertens)
Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah mapan mengguncangkan keyakinan agama. Inilah yang menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus bangkit ia harus meyakinkan orang Athena bahwa tidak semua kebenaran yang umum yang dapat dipegang oleh semua orang. Sebagian kebenaran memang relatif tetapi tidak semuanya. Sayangnya Socrates tidak meninggalkan tulisan. Ajaran kita proleh dari tulisan-tulisan muridnya terutama plato, kehidupan Socrates (470-399 SM)berada ditengah-tengah keruntuhan imperium Athena. Tahun terakhir hidupnya sempat menyaksikan keruntuhan Athena oleh kehancuran orang-orang Oligarki dan orang-orang Demokratis.
Pemuda-pemuda Athena pada masa ini dipimpin oleh doktrin relatifisme dari kaum sophis sednkan Socrates adakah seorang penganut moral yang absolute dan meyakini bahwa menegakkan moral merupakan tugas filosof, yng berdasarkan idea-idea rasional dan keahlian dalam pengetahuan.
Bertens (1975; 85-92) menjelaskan ajaran Socrates sebagai beikut ini. Ajaran ini ditujukan untuk menentang ajaran relatifisme sophis. Ia ingin menegakkan sains dengan agama. Socrates memulai filsafatnya dengan bertolak dari penglaman sehari-hari akan tetapi ada perbedaan yang sangat penting antara sophis dan Socrates; Socrates tidak menyetujui relafisme kaum sophis.
Menurut pendapat Socrates ada kebenaran obyektif yang tidak bergantung pada diri kita sendiri untuk membuktikan adanya kebenaran yang obyektif, Socrates menggunakan metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan-percakapan dan menganalisis pendapat-pendapat. Metode yang digunakan Socrates biasanya disebut dialektika dari kata kerja Yunani dialegesthai yang berarti bercakap-cakap atau berdialog yang mempunyai peran penting didalamnya.
Didalam traktatnya tentang metafisika, Aristoteles memberikan catatan metode tentang Socrates ini. Ada dua penemuan keduanya berkenaan dengan dasar pengetahuan. Yang pertama ialah Socrates menemukan induksi dan yang kedua ia menemukan definisi. Dalm logikanya Aristoteles menggunakan istilah induksi tatkala pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus lalu menyimpulkan yang umum itu dilakukan Socrates ia bertolak dari contoh-contoh konkrit dan dari situ ia menyimpulkan pengertian yang umum. Misalnya keutmaan (arĂȘte) dari usaha ini Socrates menemukan defines, penemuaanya yang erat dengan pertemuan pertama tadi, karena definisi ini diproleh dengan jalan mengadakan induksi itu.
Orang sophis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya, tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisi itu Socrates dapat membuktikan kepada orang sophis bahwa pengetahuan umum itu ada yaitu definisi itu. Jadi orang sophis tidak seluruhnya benar yang benar ialah sebagian pengetahuan bersifat umum dan sebagian bersifat khusus itulah pengetahuan yang kebenaran relatif.
Dengan mengajukan definisi itu Socrates telah dapat menghentikan laju dominasi relatifisme kaum sophis. Jadi kita bukan hidup tanpa pegangan, kebenaran sains dan agama dapat dipegang bersama sebagianya dan diperselisihkan sebagiannya dan orang Athena mulai kembali memegang kaidah sains dan kaidah agama mereka.
Plato memperkokohkan tesis Socrates itu, ia mengatakan kebenaran umum itu memang ada. Ia bukan dicari dengan induksi seperti pada Socrates melainkan telah ada disana dialam idea. Kubu Socrates semakin kuat. Orang sophis semakin kehabisan pengikut. Ajaran bahwa kebenaran itu relatif semakin ditinggalkan Socrates dituduh merusak mental pemuda dan menolak tuhan-tuhan. Socrates diadili oleh hakim Athena. Disana ia mengatakan pembelaan panjang lebar yang ditulis oleh muridnya, Plato dibawah judul Aphologia (pembelaan). Dalam pembelaan itu ia menjelaskan ajaran-ajarannya, seolah-olah ia mengajari semua orang yang hadir dipengadilan it. Socrates dinyatakan bersalah ia dijatuhi hukukma mati.
Didalm dialog yang berjudul Phaidon, Plato menceritakan percakapan Socrates dengan para muridnya pada hari terakhir hidupnya. Sekalipun Socrates telah tiada ajarannya tersebar justru dengan cepat karena kematiannya itu. Orang mulai mempercayai adanya kebenaran umum.
Kesimpulan
Socrates seorang yang sederhana dan tabiatnya verjalan disekeliling kota, mempelajari tingkah laku manusia dari berbagai segi hidupnya. Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika diperhatikan malaha ia tidak mengajarkan filosofi melainkan hidup berfilosofi. Socrates mencari pengertian yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya.
Bertens (1975; 85-92) menjelaskan ajaran Socrates sebagai beikut ini. Ajaran ini ditujukan untuk menentang ajaran relatifisme sophis. Ia ingin menegakkan sains dengan agama. Ada perbedaan yang sangat penting antara sophis dan Socrates; Socrates tidak menyetujui relatifisme kaum sophis. Orang sophis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya tidak ada pengetahuan yang bersifat umum.
Labels:
Filosofil
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment