Wednesday, August 28, 2013

Serba Yogya dan Solo di Festival Kuliner Serpong

TEMPO.CO, Tangerang - Festival Kuliner Serpong (FKS) 2013 yang mulai dibuka Selasa malam, 27 Agustus 2013, di kawasan Summarecon Mal Serpong menampilkan berbagai kuliner dari Yogyakarta dan Solo. Para pencinta kuliner bisa menikmati berbagai rasa dan kelezatan kuliner khas dua daerah di kepulauan Jawa itu hingga 22 September mendatang.

Mengangkat tema "Jawa Sing Ngangeni", pembukaan FKS 2013 berlangsung megah dan meriah. Acara ini dibuka dengan berbagai tarian khas Yogyakarta dan Solo serta penyanyi keroncong Sundari Soekoco, dan diakhiri dengan pesta kembang api. "Tema ini kami pilih sebagai upaya memperkenalkan dan melestarikan kuliner-kuliner Nusantara, khususnya kepulauan Jawa," ujar Direktur Summarecon Agung Tbk, Sugianto Nagaria.

Ratusan pengunjung terlihat menyerbu para penjaja kuliner. Lebih dari 70 pedagang kuliner ikut serta dalam FKS yang masuk tahun ketiga ini. Misalnya Serabi Notosuman, yang butuh waktu satu jam lebih untuk mendapatkan serabi khas Solo itu karena banyaknya orang yang mengantre. "Satu jam lagi enggak apa-apa, saya tunggu saja," kata seorang pria berusia sekitar 40 tahun, salah satu dari pengunjung yang antre di gerai Serabi Notosuman itu.



Tak ketinggalan nasi gudeg, nasi liwet, Kopi Joss Yogyakarta, Sate Klatak Mak Adi, Soto Bangkong, Sate Sapi Pak Kempleng, dan masih banyak lagi makanan dan minuman khas daerah itu yang tersaji. Selain ada gerai makanan, di area ini juga tersedia gerai yang menjual suvenir dan oleh-oleh khas Yogyakarta dan Solo, seperti kaus Dagadu, bakpia pathok, dan lumpia.

Untuk menciptakan suasana seolah benar-benar di Yogyakarta dan Solo, penyelenggara telah menyulap tempat parkir menjadi area lesehan layaknya di daerah Malioboro. Sambil menikmati makanan, para pengunjung diiringi alunan musik dari pengamen Malioboro. Konsep bentuk bangunan dan dekorasi khas Yogyakarta dan Solo dikemas lengkap dengan pernak-pernik miniatur dari ikon arsitektur Tugu Yogyakarta, gerbang keraton dan kasultanan, serta rumah joglo yang membuat festival makanan daerah ini tampil unik dan meriah.

Untuk alat transaksi, sama seperti festival sebelumnya, menggunakan kupon dalam bentuk pecahan uang dari Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, hingga Rp 10.000 yang bisa didapat di loket-loket yang disediakan di sekitar arena. Uniknya, kupon ini bermotif Kota Yogyakarta dan Solo yang menampilkan bangunan khas dan candi-candi.

General Manager Corporate Communication PT Summarecon Agung Tbk, Cut Meutia, mengatakan, pada festival kuliner tahun ini, pihaknya menargetkan peningkatan pengunjung dan pendapatan yang lebih besar dibandingkan hasil tahun lalu. Untuk tahun ini, kata dia, jumlah pengunjung ditargetkan mencapai 350 ribu orang. "Untuk memenuhi target itu, kami sudah menambah jumlah kursi dari 3.000 kursi menjadi 3.500 kursi," kata Meutia.
JONIANSYAH

No comments:

Post a Comment