Mana yang akan Anda pilih, memiliki 100 orang sahabat tetapi ketika Anda mengalami “keterpurukan” mereka meninggalkan Anda atau memiliki satu orang sahabat saja, namun ketika Anda mengalami “keterpurukan” ia selalu ada di sampingmu? Mungkin kita semua setuju bahwa yang akan kita pilih adalah pertanyaan yang kedua, yakni hanya memiliki satu orang sahabat, namun ia selalu di dekat kita manakala kita sedang mengalami “keterpurukan”.
Sebagai makhluk sosial, kita memang memerlukan orang lain dalam hidup kita. Tanpa kehadiran orang lain rasanya hidup ini hampa, tidak ada tempat untuk “berbagi”. Dengan adanya sahabat, maka kita bisa “berbagi” satu sama lain, baik dalam suka maupun duka. Namun makna sebuah persahabatan saat ini, di mana pada umumnya tiap-tiap orang menanamkan nilai oportunis atau hanya mencari keuntungan saja dalam dirinya, maka makna sesungguhnya dari sebuah persahabatan itu kini lambat laun sudah mulai memudar dari dalam diri tiap-tiap orang.
Hubungan persahabatan yang baik adalah hubungan yang dapat mengembangkan masing-masing pribadi yang menjalin hubungan tersebut. Dalam sebuah hubungan persahabatan, tidak ada niat untuk saling menjatuhkan, menjelekkan ataupun merusak pribadi sahabat. Lebih dari itu, sahabat yang baik berusaha membuat diri kita untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih berarti dan selalu yakin dalam menjalani hidup, manakala kita atau seorang sahabat itu sedang “jatuh”. Kitalah yang harus menolongnya “berdiri”.
Hubungan persahabatan yang baik juga saling memberikan kebebasan dan kepercayaan dalam diri tiap pribadi sahabat tersebut. Dengan kebebasan dan kepercayaan yang kita berikan kepadanya, kita yakin ia dapat mengekspresikan dirinya dengan bebas, mengungkapkan apa yang ia rasakan, ia lihat, ia dengar tanpa tekanan dari siapa pun. Dengan demikian ia akan merasa sebagai pribadi yang dihargai, begitu pula ia akan memberikan penghargaan balik kepada kita.
Hubungan persahabatan yang baik juga tidak menaruh curiga pada seorang sahabat. Hubungan itu juga tidak memaksakan kehendak pada diri masing-masing, sebab masing-masing pribadi sahabat tersebut menyadari bahwa mereka sama-sama makhluk yang otonom yang bisa mengatur dan mengambil keputusan hidupnya sendiri dan sebagai makhluk yang memiliki kebebasan penuh. Namun dalam hal ini, sebagai seorang sahabat kita juga perlu “meneropong” apa yang ia lakukan dan putuskan tersebut apakah memberikan manfaat yang baik bagi dirinya atau tidak. Jikalau memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan dirinya, maka kita perlu mendukungnya. Namun jika memberikan manfaat yang tidak baik, bahkan bisa merusak perkembangan hidupnya, maka kitalah yang harus membimbing, menolong, memberitahunya dan “menariknya” dari hal tersebut, agar ia selalu dapat menjadi pribadi yang baik. Inilah arti dari hubungan persahabatan yang saling mengembangkan itu.
Oleh karena itu, mari kita buat hubungan persahabatan kita yang saling mengembangkan, yang saling memberikan kebebasan, kepercayaan dan tidak memaksakan kehendak pada dirinya serta tanpa menaruh curiga padanya, dengan memulai menyadari bentuk hubungan persahabatan yang selama ini kita bina dengan sahabat-sahabat kita.
No comments:
Post a Comment