Air bersih adalah sumber daya alam yang terbatas jumlahnya yang bisa habis jika terus-menerus dieksploitasi tanpa melakukan upaya untuk mempertahankan stabilitas jumlah air yang ada. Pada musim hujan mungkin tidak terlalu banyak orang yang mengeluh mengenai kesulitan dalam mendapatkan air bersih secara mudah dari sumur air rumahnya, namun ketika musim kemarau mungkin banyak orang yang mulai pusing karena air sumur di rumahnya tidak mengeluarkan air bersih sesuai dengan yang diharapkan. Jika air yang diambil tidak seimbang dengan air yang masuk kembali yang terjadi adalah kesulitan air bersih.
Karena jumlah air bersih yang kita ambil dari bawah tanah harus kurang lebih sama dengan jumlah air yang masuk ke bawah tanah, maka harus ada upaya dari para pengambil air agar bisa tetap mengambil air dalam jangka waktu yang panjang. Masalahnya adalah orang yang mengambil air biasanya kurang peduli dengan stabilitas air bersih selama dirinya bisa mendapatkan air dengan mudah. Bagi orang-orang yang kesulitan mendapat air bersih mungkin bagi mereka program pelestarian air bersih adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
Untuk itu demi kebaikan bersama semua pihak harus mau menjaga jumlah debit air yang masuk kembali ke dalam tanah yang secara alami maupun dengan bantuan manusia. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan manusia untuk memperbesar dan memperbanyak jumlah air bersih yang masuk ke dalam tanah, yaitu :
1. Membuat Sumur Resapan
Jika di setiap bangunan diwajibkan untuk membuat sumur resapan air untuk menampung air hujan serta air limbah non kimiawi maka air yang masih dapat diproses alam agar kembali menjadi air bersih di bawah permukaan tanah bisa terjadi dalam skala besar. Daripada air hujan dari air limbah rumah tangga dibuang begitu saja ke selokan, akan lebih baik ditampung di dalam lubang bawah tanah agar sedikit demi sedikit terserap kembali ke dalam tanah.
2. Membuat Lubang Biopori
Lubang biopori adalah miniatur dari sumur resapan karena lebih mudah diimplementasikan di tempat yang penduduknya padat dengan biaya yang lebih murah. Namun sepertinya masih jauh lebih efektif membangun lobang sumur resapan di tiap bangunan daripada membuat lubang biopori. Lobang biopori butuh perawatan yang intensif agar tidak dimasuki benda-benda yang bisa menyumbat serta agar dapat dengan mudah dimasuki air hujan dan air lainnya yang melewatinya.
3. Memperluas Lahan Terbuka Hijau
Dengan adanya lahan luas yang tidak ditutupi oleh lantai semen atau batuan lainnya, maka penyerapan air secara alami dapat berlangsung sempurna. Yang paling penting adalah bagaimana membuat lahan hijau dengan sampah daun-dedaunan yang mampu menyerap air bagaikan spon busa. Dengan demikian air hujan yang jatuh dapat ditahan oleh spon sampah hutan yang busuk agar perlahan-lahan airnya dapat diserap oleh tanah. Jika air hujan banyak yang tertahan di lahan terbuka hijau, maka banjir pun tidak akan terjadi. Dengan demikian warga masyarakat yang terbiasa terkena bencana banjir bisa ikut mendapat manfaatnya.
Apabila ada tambahan atau koreksi mohon partisipasi anda melalui form komentar di bawah ini. Kurang lebihnya mohon maaf lahir batin, terima kasih atas kedatangan anda di situs web organisasi.org ini.
Karena jumlah air bersih yang kita ambil dari bawah tanah harus kurang lebih sama dengan jumlah air yang masuk ke bawah tanah, maka harus ada upaya dari para pengambil air agar bisa tetap mengambil air dalam jangka waktu yang panjang. Masalahnya adalah orang yang mengambil air biasanya kurang peduli dengan stabilitas air bersih selama dirinya bisa mendapatkan air dengan mudah. Bagi orang-orang yang kesulitan mendapat air bersih mungkin bagi mereka program pelestarian air bersih adalah sesuatu yang perlu dilakukan.
Untuk itu demi kebaikan bersama semua pihak harus mau menjaga jumlah debit air yang masuk kembali ke dalam tanah yang secara alami maupun dengan bantuan manusia. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan manusia untuk memperbesar dan memperbanyak jumlah air bersih yang masuk ke dalam tanah, yaitu :
1. Membuat Sumur Resapan
Jika di setiap bangunan diwajibkan untuk membuat sumur resapan air untuk menampung air hujan serta air limbah non kimiawi maka air yang masih dapat diproses alam agar kembali menjadi air bersih di bawah permukaan tanah bisa terjadi dalam skala besar. Daripada air hujan dari air limbah rumah tangga dibuang begitu saja ke selokan, akan lebih baik ditampung di dalam lubang bawah tanah agar sedikit demi sedikit terserap kembali ke dalam tanah.
2. Membuat Lubang Biopori
Lubang biopori adalah miniatur dari sumur resapan karena lebih mudah diimplementasikan di tempat yang penduduknya padat dengan biaya yang lebih murah. Namun sepertinya masih jauh lebih efektif membangun lobang sumur resapan di tiap bangunan daripada membuat lubang biopori. Lobang biopori butuh perawatan yang intensif agar tidak dimasuki benda-benda yang bisa menyumbat serta agar dapat dengan mudah dimasuki air hujan dan air lainnya yang melewatinya.
3. Memperluas Lahan Terbuka Hijau
Dengan adanya lahan luas yang tidak ditutupi oleh lantai semen atau batuan lainnya, maka penyerapan air secara alami dapat berlangsung sempurna. Yang paling penting adalah bagaimana membuat lahan hijau dengan sampah daun-dedaunan yang mampu menyerap air bagaikan spon busa. Dengan demikian air hujan yang jatuh dapat ditahan oleh spon sampah hutan yang busuk agar perlahan-lahan airnya dapat diserap oleh tanah. Jika air hujan banyak yang tertahan di lahan terbuka hijau, maka banjir pun tidak akan terjadi. Dengan demikian warga masyarakat yang terbiasa terkena bencana banjir bisa ikut mendapat manfaatnya.
Apabila ada tambahan atau koreksi mohon partisipasi anda melalui form komentar di bawah ini. Kurang lebihnya mohon maaf lahir batin, terima kasih atas kedatangan anda di situs web organisasi.org ini.
No comments:
Post a Comment