Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kabupaten kepulauan yang terletak memanjang dibagian paling barat pulau Sumatera dan dikelilingi oleh Samudera Hindia.
Kepulauan Mentawai merupakan bagian dari serangkaian pulau non-vulkanik dan gugus kepulauan itu merupakan puncak-puncak dari suatu punggung pegunungan bawah laut.
Suku Mentawai sebagai penduduk utama di kabupaten ini, secara garis besar masyarakat ini tidak mempunyai gambaran yang jelas tentang asal usul mereka, walaupun ada di antara mereka mengenal beberapa mitologi yang kadang agak kabur dan sukar dipercaya. Masyarakat setempat menyebut negeri mereka dengan nama Bumi Sikerei.
Sebahagian besar penghuni pulau-pulau di kabupaten Kepulauan Mentawai berasal dari pulau Siberut. Masyarakat suku Mentawai secara fisik memiliki kebudayaan agak kuno yaitu zaman neolitikum dimana pada masyarakat ini tidak mengenal akan teknologi pengerjaan logam, begitu pula bercocok tanam maupun seni tenun.
Penduduk di kabupaten ini separuhnya adalah penganut animisme, kemudian sebahagian beragama Kristen dan Islam. Setelah kemerdekaan masyarakat di kabupaten ini telah membaur dengan suku-suku bangsa lain yang ada di Indonesia terutama setelah kabupaten ini menjadi salah satu daerah transmigrasi.(wikipedia.bahasa Indonesia)
Cagar biosfer
Selain cantik, Mentawai juga berperan
penting bagi konservasi. Sejak tahun 1981, Badan PBB untuk Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Pulau Siberut di
Mentawai sebagai salah satu cagar biosfer sehingga keberadaannya harus
dilindungi dan dijauhkan dari eksploitasi.
Keeksotisan Siberut ditambah adanya empat
primata endemik Mentawai, yaitu simakobu atau monyet ekor babi (Simias
concolor), bilou atau siamang kerdil (Hylobates klosii), joja atau
lutung mentawai (Presbytis potenziani), dan beruk mentawai (Macaca
pagensis).
Untuk meneliti kekayaan primata Mentawai
ini, Pusat Primata Universitas Gottingen, Jerman, bekerja sama dengan
Institut Pertanian Bogor mendirikan Proyek Konservasi Siberut.
Terabaikan
Namun, berbagai keunggulan itu seolah
belum mampu membuat negara untuk melihat Mentawai secara lebih serius.
Fasilitas umum seperti kesehatan dan pendidikan di daerah kaya itu
umumnya masih terbengkalai. Aliran listrik dan jalan amat terbatas.
”Dinas Pariwisata belum pernah datang ke
sini. Jika ada wisatawan yang datang, ya sudah, kami tangani sendiri,”
kata Sekretaris Desa Madobag Matheu Sabaggalek.Sumber: Kompas.com
sumber foto :sumber pasirpantai.com / galeri wisata nusantara
No comments:
Post a Comment