Saturday, April 4, 2015

Klasifikasi Batuan

A. Batuan Beku
Terjadi dari magma (batuan cair) yang mengalami proses pendinginan, kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuan batuan beku dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
            1. Batuan beku dalam
        Pembekuanya terjadi di dalam, jauh di dalam permukaan bumi. Proses pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna seta kompak. Struktur mineral seperti itu disebut struktur plutonik atau granites (holokristalin). Batuan beku dalam disebut juga  batuan abisis. Contoh: batuan granit, diorit, sienit, dan gabro.
            2. Batuan beku gang atau korok atau batuan hipoabisis
        Sisa magma yang masih cair itu meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuannya relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam. Struktur batuan beku gang ini disebut struktur porfirit. Contoh: porfirit granit, porfirit diorit, porfirit sienit, dan porfirit.
            3. Batuan beku luar atau batuan beku effusive
        Batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuannya cepat sekali, sehingga dapat terbentuk kristal (hablur). Misalnya pada tekstur porfiritik.
Contoh Batuan Beku
Batuan beku dalam
Batuan beku korok
Batuan beku luar
Granit
Sienit
Diorit
Gabro
Porfirit Granit
Porfirit Sienit
Porfirit Diorit
Porfirit Gabro
Riolit
Trahit
Andesit
Basalt

B. Batuan Sedimen
       Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran (pelapukan) oleh pengaruh cuaca, kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin atau gletser dan kemudian diendapkan di tempat lain. Terjadilah batuan endapan (sedimen).
(1) Menurut proses terjadinya, batuan sedimen dibedakan atas:
a.    Batuan sedimen klasik atau mekanik terbentuk dari gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung, melalui air hujan lalu diangkut oleh arus sungai dan kemudian diendapkan di daerah hilir dalam bentuk pasir yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal ini berarti pengendapan itu tidak mengalami proses reaksi kimia, melainkan hanya proses mekanik.
       Contoh batuan sedimen klasik yaitu:
       1) batu breksi
       2) batu konglomerat
       3) pasir (batu pasir, tanah pasir, dan pasir)
       4) tanah liat
b.    Batuan sedimen kimiawi. Terbentuk melalui proses kimiawi, seperti yang dialami batu kapur di bagian atap gua kapur di resapi air hujan yang mengandung asam arang, maka batu kapur akan larut dalam bentuk larutan air kapur, larutan itu menetes dari atap gua dan jatuh ke dasar gua yang kering. Di tempat tetesan itu lepas dari atap gua dan jatuh di dasar gua, sedangkan sebagian tetesan kapur menempel pada atap gua, maka terbentuklah endapan kapur sebagai sisa penguapan air kapur pada saat larutan itu menetes. Terbentuklah stalaktit dan stalakmit, itulah salah satu proses yang dihasilkan oleh sedimen kimiawi.
       Proses kimiawi yang terjadi adalah:
       CaCO3 + H2O                 CO2+ Ca (HCO3)2
c.    Batuan sedimen organis. Dibentuk oleh binatang karang dari zat kapur, ikan dan plankton yang berangka kapur itu mati di laut sehingga menghasilkan batuan endapan yang proses pengendapannya melalui kegiatan organik. Contoh: batu karang.
(2) Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya (medianya), batuan sedimen terbagi atas:
a.    Sedimen akuatis, diendapkan oleh air. Contoh: batu pasir, tanah liat;
b.    Sedimen aeolis (aeris), diendapkan oleh angin (udara). Contoh: tanah loss, tanah pasir;
c.    Sedimen glasial, diendapkan oleh gletser. Contoh: batu-batu morena.
(3) Berdasarkan tempat diendapkannya, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi:
a.    Sedimen teritris, diendapkan di darat. Contoh: batu tuf, batu pasir, tanah los;
b.    Sedimen marine, diendapkan di laut. Contoh: batu karang, batu garam;
c.    Sedimen fluvial, diendapkan di sungai. Contoh: pasir, tanah liat;
d.    Sedimen limnis, diendapkan di danau/rawa. Contoh: tanah rawa, tanah gambut;
e.    Sedimen glasial, diendapkan di daerah es. Contoh: batu morena.
C. Batuan Metamorf
       Faktor penyebab perubahan bentuk batuan adalah suhu dan tekanan yang tinggi, dalam jangka waktu yang lama. Dalam proses pembentukannya dimasuki zat lain pada batuan induknya.
Batuan metamorf dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1)   Batuan metamorf kontak
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang terjadi karena persinggungan antara batuan asal dengan magma. Misalnya: batuan kapur yang terjadi karena pengaruh suhu yang tinggi sehingga menjadi cair, kemudian setelah mengalami proses pendinginan berubahlah batuan kapur tadi menjadi batu pualam (marmer).
Contoh: tambang marmer yang terdapat di Cipatat (Bandung) dan Tulungagung.
2)   Batuan metamorf dinamo
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang terjadi akibat adanya tekanan dari lapisan di atasnya dalam waktu yang lama. Batuan metamorf dinamo ini disebut batuan metamorf kinetis. Contoh: batu tulis (sabak), berasal dari tanah liat yang mendapat tekanan dari lapisan di atasnya.
3)   Batuan metamorf kontak pneumotolotik
Proses pembentukannya disusupi unsur-unsur batuan lain (zat lain). Contoh: kuarsa yang dalam proses metamorfnya disusupi unsur borium, akan menghasilkan semacam batu permata yang disebut turmalin, sedangkan jika unsur penambahnya adalah fluorium, akan menghasilkan topas, semacam permata berwarna kuning.

No comments:

Post a Comment