Thursday, October 2, 2014

Baru Dua Desa Wisata "Layak Jual" di Jateng



KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKompleks Candi Arjuna di Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (27/12/2011). Kompleks candi Hindu peninggalan dari abad ke-7 memiliki tujuh candi yaitu Semar, Gatotkaca, Puntadewa, Srikandi, Sembadra, Bima dan Dwarawati.

SEMARANG, KOMPAS.com - Di Jawa Tengah terdapat 125 desa wisata tersebar di beberapa kabupaten kota. Namun baru ada dua desa wisata yang layak jual di pasar internasional yaitu Desa Wisata Dieng dan Desa Wisata Borobudur.

"Jumlah desa wisata mencapai 125 desa di Jateng. Tapi baru dua itu yang layak," kata Kabid Pemasaran Disbudpar Jateng, Trenggono, di Hotel Citradream, Jalan Imam Bonjol, Selasa (23/9/2014).

Trenggono mengatakan, dua desa itu sudah memenuhi beberapa aspek untuk disebut berkualitas. Sarana dan prasarananya sudah mumpuni. Tidak hanya itu, sumber daya manusia (SDM) di dua desa tersebut juga sudah matang. Dari sisi paket wisata pun sudah siap.



Kristianto Purnomo-Fikria HidayatLanskap Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, difoto dari udara, Sabtu (28/6/2014). Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Namun demikian, menurut Trenggono, bukan berarti desa wisata lain tidak berkualitas dan tidak latak dikunjungi. Banyak desa wisata yang juga jadi rujukan wisatawan, tidak hanya lokal tapi juga internasional. "Contohnya Kampung Batik Laweyan di Solo atau Kampung Batik Masaran di Sragen," terangnya.

Jawa Tengah juga punya beberapa titik wisata jamu. Mayoritas perusahaan jamu di Indonesia berpusat di Jawa Tengah. Masing-masing dari mereka punya taman sendiri untuk dikunjungi wisatawan yang ingin mengenal proses pembuatan jamu. (Bakti Buwono)

Editor: I Made Asdhiana
Sumber: Tribun Jateng

No comments:

Post a Comment